Di negara kita
semua orang bisa jadi penjual. Tidak perlu surat izin atau registrasi ke
pemerintah seperti peraturan di sebagian
besar negara bila kita ingin manjual produk. Indonesia itu surganya kuliner. Beragam
macam makanan dari yang khas Indonesia seperti tahu gejrot, gado-gado,
mpek-mpek, seblak, atau makanan produk luar negri seperti burger, pizza atau juga kreasi baru hasil olahan para
penjual kita seperti piscok, molen imut, , semuanya bisa kita dapatkan. Membelinyapun bisa di foodcourt Mall, atau di
ruko-ruko atau di abang penjual keliling.
Nah, sekarang
saya coba menulis masalah jajan di pinggir jalan atau di abang penjual
keliling. Yang namanya penjual keliling
semuanya dibawa dalam satu gerobak dan semuanya dilayani oleh satu orang
saja. Makanan yang dijualnya, bumbu-bumbu, wadah, tempat penyimpanan uang
bahkan cucian piring/mangkok semuanya ada dalam satu gerobak yang dibawanya.
Sekarang kalau kita jajan salah satu makanan, berikut ini mungkin pernah jadi
alasan pembaca tidak jadi beli atau merasa was-was tetapi tetap membeli hehe
1. Dicucikah
sayuran yang digunakan ?
Pernah gak
terpikir oleh kita, apakah sayuran seperti sawi di mie pangsit, tauge di bakso,
cabe buat goreng-gorengan itu sudah dicuci? Kalau memang dicuci, bersihkan
proses cucinya atau jangan-jangan hanya sekedar kena air saja. Kalau saya
pernah beli gorengan, waktu mau makan cabe rawitnya kok penampakannya seperti
cabe yang baru dibeli dari pasar. Karena saya suka ke pasar tradisional dan sering
membeli cabe dalam kiloan jadi pas lihat cabe di tangan dari penjual gorengan,
kok ya seperti belum dicuci. Kalau teman saya di tempat kursus malah ribut
melihat sawi yang dipakai penjual mie ayam yang dibelinya belum dicuci. Masih
tersegel ikatan pasar saat mau menambhkan sayuran tersebut. Mau bertanya tapi
kok sungkan, jadilah dia diam dan gak mau makan mie pangsitnya. Kalau saja kita
menyadari, para penjual di pasar banyak yang mencuci sayurannya di air
sembarangan seperti air kali maka kita jadi waspada mengenai hal ini.
2. Perpindahan
bakteri.
Penjual bakso,
mie ayam, bubur dan banyak lagi sangat amat jarang yang pakai sarung tangan
plastik. Semuanya pakai tangan kosong. Tambah bawang, seledri, mie, kacang
pakai jari. Di tengah melayani ada pembeli yang bayar. Ambil uang lalu kasih
kembalian lalu lanjut lagi comot ini dan itu dan ditaruh di makanan yang kita
sedang beli. Jadi, bila ada bakteri di uang tadi otomatis mereka berpindah ke
makanan tersebut donk? Wkwkwk
Teman saya dari
luar pernah melarang saya membeli nasi goreng yang biasa bertebaran di malam
hari. Soalnya dia lihat beberapa penjual sedang ngobrol dan salah seorang
sedang angkat kaki satu dan tangannya pegang-pegang jari kaki. Dia memastikan
penjual itu tidak akan mencuci tangannya tetapi langsung melayani pembeli. Apa
jadinya kalau begitu?
3. Kebersihan
Penjual
Di salah satu
sekolah dasar, ada penjual yang makanannnya termasuk favorit murid di situ.
Iseng saya mau coba rasanya apa sih makanan yang dijual. Tetapi kok melihat
pedagangnya kurang sreg ya. Memang agak funky tetapi seperti belum mandi (
bukan bermaksud kasar ya ) tetapi kenyataannya seperti itu. Fungky sih boleh
tapi kalau jadi penjual ya fungky yang klimis sedikit. Soalnya dia melayani
banyak pembeli. Atau pernah gak sih terbayang kalau penjual cowok kadang bisa
saja buang air kecil di tempat yang bukan di kamar mandi. Habis itu tangannya
dipakai buat melayani pembeli? Apa saya saja yang agak parno atau pembaca juga
kadang memikirkan hal ini?
4. Bahan
makanan yang kita beli amankah dari zat berbahaya?
Kita sudah
sering menonton tayangan mengenai para pedagang nakal di negara kita. Makanan
apa saja mereka tambahkan zat-zat berbahaya. Contoh bakso misalnya. Dulu
merebak soal bakso berformalin. Kita bergidik membayangkan bakso yang
kenyal-kenyal itu berisi zat berbahaya. Saosnya juga. Makanan beserta zat
tambahannya masuk ke tubuh kita dan akan mengendap di sana dan lambat laun akan
membuahkan berbagai macam penyakit berbahaya. Istilahnya kita menabung penyakit
di dalam tubuh. Penjual bakso menjadi sepi pembeli saat itu. Tetapi lambat
laun, kita makan bakso lagi. Tidak takut lagi dengan bakso yang kenyal kenyal
itu. Karena memang bakso menjadi makanan
favorit sebagian besar masyarakat di Indonesia. Tukang bakso juga semakin
banyak di mana-mana dan pembelinya pun tetap banyak.
5. Siap
dengan resiko penyakit yang timbul
Bukan rahasia
umum kalau makanan di sekeliling kita banyak yang tidak sehat. Dari tambahan
zat formalin, zat warna, bahan makanan kadaluarsa yang diolah kembali,
kebersihan yang buruk. Maka bila kita suka jajan di luar maka kemungkinan besar
tubuh kita sudah banyak terkontaminasi hal-hal tersebut di atas. Mungkin saat
ini kita merasa sehat-sehat saja tetapi sebenarnya kita sedang menimbun calon
penyakit akibat jajanan di pinggir jalan. Ngeri membayangkan kalau tubuh kita
kotor di dalamnya.
Terkadang kita
tidak bisa menghindar dari jajanan-jajanan tersebut. Contohnya para anak kos
yang jarang masak atau saat kita ada di luar dan perlu menambal perut yang
keroncongan. Karena kita sudah tahu bahwa jajanan yang kita makanan tidak baik
dan membuat dalam tubuh kita kotor, maka alangkah baiknya sekali-kali kita
mendetox tubuh kita agar kotoran yang tertimbun bisa keluar dan tubuh kitapun
menjadi bersih.
Bet365 1xBet korean - LEGAL BET
BalasHapusBet365 1xbet first-hand account and sign up bonus from Bet365.com or place septcasino bets directly in one transaction. Bet365 allows you 인카지노 to do that and is