Senin, 11 Januari 2016

Suka Jajan di Luar, Waspadai Hal Berikut ini



Di negara kita semua orang bisa jadi penjual. Tidak perlu surat izin atau registrasi ke pemerintah seperti  peraturan di sebagian besar negara bila kita ingin manjual produk. Indonesia itu surganya kuliner. Beragam macam makanan dari yang khas Indonesia seperti tahu gejrot, gado-gado, mpek-mpek, seblak, atau makanan produk luar negri seperti burger,  pizza atau juga kreasi baru hasil olahan para penjual kita seperti piscok, molen imut, , semuanya bisa kita dapatkan.  Membelinyapun bisa di foodcourt Mall, atau di ruko-ruko atau di abang penjual keliling.   
Nah, sekarang saya coba menulis masalah jajan di pinggir jalan atau di abang penjual keliling. Yang namanya penjual keliling  semuanya dibawa dalam satu gerobak dan semuanya dilayani oleh satu orang saja. Makanan yang dijualnya, bumbu-bumbu, wadah, tempat penyimpanan uang bahkan cucian piring/mangkok semuanya ada dalam satu gerobak yang dibawanya. Sekarang kalau kita jajan salah satu makanan, berikut ini mungkin pernah jadi alasan pembaca tidak jadi beli atau merasa was-was tetapi tetap membeli hehe

1.       Dicucikah sayuran yang digunakan ?
Pernah gak terpikir oleh kita, apakah sayuran seperti sawi di mie pangsit, tauge di bakso, cabe buat goreng-gorengan itu sudah dicuci? Kalau memang dicuci, bersihkan proses cucinya atau jangan-jangan hanya sekedar kena air saja. Kalau saya pernah beli gorengan, waktu mau makan cabe rawitnya kok penampakannya seperti cabe yang baru dibeli dari pasar. Karena saya suka ke pasar tradisional dan sering membeli cabe dalam kiloan jadi pas lihat cabe di tangan dari penjual gorengan, kok ya seperti belum dicuci. Kalau teman saya di tempat kursus malah ribut melihat sawi yang dipakai penjual mie ayam yang dibelinya belum dicuci. Masih tersegel ikatan pasar saat mau menambhkan sayuran tersebut. Mau bertanya tapi kok sungkan, jadilah dia diam dan gak mau makan mie pangsitnya. Kalau saja kita menyadari, para penjual di pasar banyak yang mencuci sayurannya di air sembarangan seperti air kali maka kita jadi waspada mengenai hal ini.

2.       Perpindahan  bakteri.
Penjual bakso, mie ayam, bubur dan banyak lagi sangat amat jarang yang pakai sarung tangan plastik. Semuanya pakai tangan kosong. Tambah bawang, seledri, mie, kacang pakai jari. Di tengah melayani ada pembeli yang bayar. Ambil uang lalu kasih kembalian lalu lanjut lagi comot ini dan itu dan ditaruh di makanan yang kita sedang beli. Jadi, bila ada bakteri di uang tadi otomatis mereka berpindah ke makanan tersebut donk? Wkwkwk
Teman saya dari luar pernah melarang saya membeli nasi goreng yang biasa bertebaran di malam hari. Soalnya dia lihat beberapa penjual sedang ngobrol dan salah seorang sedang angkat kaki satu dan tangannya pegang-pegang jari kaki. Dia memastikan penjual itu tidak akan mencuci tangannya tetapi langsung melayani pembeli. Apa jadinya kalau begitu?

3.       Kebersihan Penjual
Di salah satu sekolah dasar, ada penjual yang makanannnya termasuk favorit murid di situ. Iseng saya mau coba rasanya apa sih makanan yang dijual. Tetapi kok melihat pedagangnya kurang sreg ya. Memang agak funky tetapi seperti belum mandi ( bukan bermaksud kasar ya ) tetapi kenyataannya seperti itu. Fungky sih boleh tapi kalau jadi penjual ya fungky yang klimis sedikit. Soalnya dia melayani banyak pembeli. Atau pernah gak sih terbayang kalau penjual cowok kadang bisa saja buang air kecil di tempat yang bukan di kamar mandi. Habis itu tangannya dipakai buat melayani pembeli? Apa saya saja yang agak parno atau pembaca juga kadang memikirkan hal ini?

4.       Bahan makanan yang kita beli amankah dari zat berbahaya?
Kita sudah sering menonton tayangan mengenai para pedagang nakal di negara kita. Makanan apa saja mereka tambahkan zat-zat berbahaya. Contoh bakso misalnya. Dulu merebak soal bakso berformalin. Kita bergidik membayangkan bakso yang kenyal-kenyal itu berisi zat berbahaya. Saosnya juga. Makanan beserta zat tambahannya masuk ke tubuh kita dan akan mengendap di sana dan lambat laun akan membuahkan berbagai macam penyakit berbahaya. Istilahnya kita menabung penyakit di dalam tubuh. Penjual bakso menjadi sepi pembeli saat itu. Tetapi lambat laun, kita makan bakso lagi. Tidak takut lagi dengan bakso yang kenyal kenyal itu.  Karena memang bakso menjadi makanan favorit sebagian besar masyarakat di Indonesia. Tukang bakso juga semakin banyak di mana-mana dan pembelinya pun tetap banyak.

5.       Siap dengan resiko penyakit yang timbul
Bukan rahasia umum kalau makanan di sekeliling kita banyak yang tidak sehat. Dari tambahan zat formalin, zat warna, bahan makanan kadaluarsa yang diolah kembali, kebersihan yang buruk. Maka bila kita suka jajan di luar maka kemungkinan besar tubuh kita sudah banyak terkontaminasi hal-hal tersebut di atas. Mungkin saat ini kita merasa sehat-sehat saja tetapi sebenarnya kita sedang menimbun calon penyakit akibat jajanan di pinggir jalan. Ngeri membayangkan kalau tubuh kita kotor di dalamnya.

Terkadang kita tidak bisa menghindar dari jajanan-jajanan tersebut. Contohnya para anak kos yang jarang masak atau saat kita ada di luar dan perlu menambal perut yang keroncongan. Karena kita sudah tahu bahwa jajanan yang kita makanan tidak baik dan membuat dalam tubuh kita kotor, maka alangkah baiknya sekali-kali kita mendetox tubuh kita agar kotoran yang tertimbun bisa keluar dan tubuh kitapun menjadi bersih.

1 komentar:

  1. Bet365 1xBet korean - LEGAL BET
    Bet365 1xbet first-hand account and sign up bonus from Bet365.com or place septcasino bets directly in one transaction. Bet365 allows you 인카지노 to do that and is

    BalasHapus